Testosteron adalah hormon yang berperan penting dalam tubuh pria. Selain berperan dalam perkembangan fisik dan seksual, testosteron juga mempengaruhi kesehatan mental, energi, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun, seiring berjalannya waktu, kadar testosteron dalam tubuh pria cenderung menurun. Penurunan ini bisa terjadi karena berbagai faktor, baik yang berkaitan dengan penuaan alami maupun kondisi kesehatan tertentu. Artikel ini akan membahas penyebab utama penurunan kadar testosteron pada pria, serta dampaknya terhadap tubuh.
1. Penuaan sebagai Faktor Utama Penurunan Testosteron
Penuaan adalah penyebab alami penurunan kadar testosteron yang paling umum. Sejak usia 30-an, kadar testosteron pada pria dewasa mulai menurun sekitar 1-2% setiap tahunnya. Proses alami ini dikenal sebagai andropause, yaitu kondisi yang mirip dengan menopause pada wanita. Perbedaan utamanya adalah bahwa penurunan testosteron pada pria terjadi secara bertahap, sedangkan pada wanita menopause terjadi lebih cepat dan lebih drastis.
Penurunan testosteron yang disebabkan oleh penuaan adalah bagian dari proses biologis yang normal. Meski demikian, penurunan ini dapat menyebabkan beberapa gejala seperti penurunan libido, kehilangan massa otot, peningkatan lemak tubuh, serta perubahan suasana hati dan energi. Selain itu, penurunan testosteron ini juga bisa berkontribusi pada risiko osteoporosis dan penurunan kesehatan tulang pada pria lanjut usia.
2. Obesitas dan Gaya Hidup Tidak Sehat
Obesitas adalah salah satu penyebab utama penurunan kadar testosteron pada pria. Pria dengan berat badan berlebih atau obesitas cenderung memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dibandingkan dengan pria dengan berat badan normal. Lemak tubuh yang berlebihan, terutama lemak di area perut, dapat mengganggu produksi testosteron. Jaringan lemak menghasilkan enzim yang disebut aromatase, yang mengubah testosteron menjadi estrogen, hormon yang dominan pada wanita.
Selain obesitas, gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang buruk, dan konsumsi alkohol berlebihan, juga dapat mempengaruhi kadar testosteron. Kurangnya olahraga dapat mengurangi produksi hormon ini, sementara pola makan yang tinggi lemak dan rendah nutrisi penting dapat memperburuk masalah ini. Pola hidup sehat yang melibatkan olahraga teratur dan diet seimbang dapat membantu menjaga kadar testosteron dalam kisaran yang normal.
3. Stres dan Kelelahan Kronis
Stres kronis dapat memiliki dampak signifikan terhadap kadar testosteron. Ketika tubuh berada dalam kondisi stres, kelenjar adrenal melepaskan hormon kortisol. Kortisol adalah hormon stres yang berfungsi sebagai respons alami tubuh terhadap ancaman atau tantangan, namun jika kortisol terus-menerus diproduksi dalam jumlah tinggi, hal ini dapat menghambat produksi testosteron.
Kelelahan yang berkepanjangan akibat stres juga dapat mempengaruhi kadar testosteron. Pria yang mengalami stres kronis cenderung mengalami penurunan energi, suasana hati yang buruk, dan bahkan masalah tidur, yang pada akhirnya mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh. Oleh karena itu, manajemen stres, seperti meditasi, yoga, atau olahraga, bisa sangat membantu dalam menjaga keseimbangan kadar testosteron.
4. Gangguan Kesehatan dan Kondisi Medis Tertentu
Selain penuaan dan gaya hidup, beberapa kondisi kesehatan tertentu juga dapat menyebabkan penurunan kadar testosteron. Hipogonadisme, misalnya, adalah kondisi di mana testis tidak memproduksi cukup testosteron. Hipogonadisme bisa bersifat primer, yang berarti testis itu sendiri tidak berfungsi dengan baik, atau sekunder, yang berarti ada masalah dengan hipotalamus atau kelenjar pituitari, bagian otak yang mengatur produksi testosteron.
Selain itu, kondisi medis lain seperti diabetes tipe 2, sindrom metabolik, penyakit hati, dan penyakit ginjal kronis juga dapat mengganggu produksi hormon testosteron. Pria yang menderita penyakit ini sering kali mengalami kadar testosteron yang lebih rendah dibandingkan pria sehat. Pengobatan untuk kondisi medis tertentu, seperti terapi radiasi atau kemoterapi untuk kanker, juga dapat menyebabkan penurunan kadar testosteron secara signifikan.
5. Kebiasaan Merokok dan Penggunaan Obat Terlarang
Merokok dan penggunaan obat terlarang juga bisa menjadi penyebab turunnya kadar testosteron. Kandungan kimia dalam rokok dapat merusak pembuluh darah, termasuk yang mengalirkan darah ke testis, yang pada akhirnya mengganggu produksi hormon. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh, yang berakibat pada penurunan kadar testosteron.
Penggunaan obat terlarang seperti steroid anabolik, yang sering digunakan oleh atlet untuk meningkatkan massa otot, juga dapat menghambat produksi testosteron alami dalam tubuh. Ketika steroid buatan digunakan dalam jangka waktu lama, tubuh menjadi tergantung pada asupan eksternal hormon dan produksi testosteron alami berkurang. Ini sering kali menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hipogonadisme setelah penggunaan steroid dihentikan.
Penurunan kadar testosteron pada pria dewasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penuaan alami hingga gaya hidup yang tidak sehat dan kondisi medis tertentu. Meskipun penurunan kadar testosteron adalah bagian dari proses penuaan yang wajar, beberapa penyebab, seperti obesitas, stres kronis, dan kebiasaan merokok, dapat mempercepat penurunan ini.
Untuk menjaga kadar testosteron tetap dalam kisaran yang sehat, penting bagi pria untuk menerapkan gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan manajemen stres yang baik. Selain itu bisa juga menggunakan suplemen penambah testosteron seperti Erojan. Jika kadar testosteron menurun secara signifikan dan menyebabkan gejala yang mengganggu, berkonsultasi dengan dokter adalah langkah yang bijaksana untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca juga artikel: 7 Cara Meningkatkan Stamina Pria agar Tidak Cepat Lelah, Jadi Lebih Bersemangat!