Mengenal Sejarah Monumen Nol Kilometer Sabang, Titik Awal Indonesia

Monumen Nol Kilometer Sabang berdiri megah sebagai simbol awal dari kilometer nol Indonesia, menandai titik paling barat wilayah negara ini.

Terletak di ujung pulau Weh, Sabang, monumen ini tidak hanya merupakan landmark geografis, tetapi juga situs bersejarah yang mengundang rasa penasaran dan kebanggaan nasional. Tempat ini menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung, dimana mereka dapat berdiri di titik awal dari ribuan kilometer kepulauan Indonesia yang membentang hingga ujung timur.

Dengan latar belakang laut biru dan langit yang luas, Monumen Nol Kilometer Sabang menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan, fotografer, dan siapa saja yang ingin merasakan sensasi berada di ujung barat Indonesia, menyaksikan keindahan alam sekitar yang memukau dan merenungkan luasnya negeri ini.

Sejarah Monumen

Monumen Nol Kilometer Sabang, yang terletak di Pulau Sabang, Aceh, merupakan sebuah landmark bersejarah yang menandai titik paling barat wilayah Indonesia. Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Tempat Wisata di Sabang ini juga memiliki nilai simbolis sebagai penanda batas wilayah Indonesia.

Dalam sejarahnya, kawasan ini pernah kurang terawat, dikenal dengan keberadaan monyet-monyet yang sering berinteraksi dengan pengunjung, menciptakan kondisi yang kurang nyaman dan kebersihan yang terganggu.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah mengambil langkah renovasi untuk mengembalikan kejayaan dan fungsi monumen sebagai salah satu situs penting dan atraksi wisata. Proses renovasi ini tidak hanya menyasar pada perbaikan bangunan tetapi juga penataan ulang lingkungan sekitarnya.

Pekerjaan renovasi ini membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit, mengingat pentingnya menjaga nilai historis sambil meningkatkan fasilitas untuk pengunjung.

Pada tanggal 9 September 1997, Monumen Nol Kilometer Sabang mendapatkan pengakuan resmi dengan diresmikannya oleh Wakil Presiden Try Sutrisno.

Upacara peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan pada pilar berbentuk bulat yang terletak di lantai pertama bangunan tugu, menegaskan kembali posisi monumen ini sebagai salah satu ikon nasional dan memulai babak baru dalam sejarahnya sebagai destinasi wisata yang terawat dan menginspirasi.

Tempat Berdirinya Monumen

Monumen ini berada di wilayah Hutan Wisata Sabang, yang secara spesifik terletak di Desa Iboih Ujong Ba'u, Kecamatan Sukakarya, kota Sabang. Posisinya ada di sisi barat Kota Sabang dengan jarak sekitar 29 kilometer. Perjalanan menuju tugu ini ditempuh dengan berkendara selama kurang lebih 40 menit.

Daya Tarik Kawasan Wisata

Monumen Nol Kilometer Sabang, dengan arsitektur yang menawan dan konstruksi yang solid, menjadi daya tarik utama di kawasan ini. Elegansi dan kekokohan bangunan monumen tersebut menarik perhatian para pengunjung untuk menjelajahi lebih dalam ke dalamnya.

Desain arsitektural yang mengagumkan dari Monumen Nol Kilometer Sabang ini menarik minat baik wisatawan domestik maupun internasional. Mereka datang untuk mengapresiasi dan merasakan sendiri keindahan serta nilai sejarah yang dimiliki oleh tugu ini.

Karakteristik Unik Monumen

Destinasi Wisata Aceh Terbaru ini menonjol dengan strukturnya yang tinggi dan berwarna putih, mencapai ketinggian sekitar 43,6 meter dari permukaan laut.

Desainnya unik, dengan bagian atas yang menyempit mirip ujung mata bor. Di puncak tugu, terdapat sebuah patung Garuda yang sedang menggenggam angka nol, ditemani oleh prasasti marmer hitam yang menandai koordinat geografisnya.

Sebagai penghormatan kepada heritage lokal, terdapat simbol rencong, senjata tradisional Aceh, yang menegaskan semangat perjuangan Aceh dalam kemerdekaan Indonesia.

Di dasar monumen, lantai pertama dihiasi pilar bulat yang menampilkan prasasti peresmian oleh Wakil Presiden Try Sutrisno pada tanggal 9 September 1997.

Area ini juga memamerkan blok beton berbentuk segi empat dengan dua prasasti: satu ditandatangani oleh Menteri Riset dan Teknologi BJ. Habibie pada 24 September 1997, yang mencatat pengukuran posisi geografis Indonesia oleh para ahli BPP Teknologi menggunakan teknologi GPS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *